Landak Turut Menjaga Ekosistem Gunung Merapi (4)

Landak Jawa (Hystrix javanica)
Landak atau porcupine dalam bahasa Inggris termasuk hewan ordo rodentia. Ciri khas dari hewan ini adalah bulu duri yang menyelimuti tubuhnya. Duri ini dipakai untuk melindungi diri. Saat terancam dia akan menggoyangkan tubuhnya dan menegakkan durinya. Duri ini bisa menancap dan melukai predator. Meski kehilangan durinya, duri landak bisa tumbuh kembali.

Menurut Guruh Jaya Wisnuwardhana, dokter hewan di Wildlife Rescue Center, landak merupakan hewan nokturnal yang aktif di malam hari dan tidur di siang hari. Dalam sebuah referensi disebutkan, landak cenderung soliter. Namun sering ditemukan indukan landak bersama anaknya.

“Landak suka makan umbi-umbian, tanaman muda, buah-buahan, biji-bijian, dan memperoleh air dari tanaman. Landak juga makan serangga. Predatornya di alam bisa macan kumbang,” jelasnya.

Di alam satwa landak berperan dalam membantu penyebaran biji-bijian, membuat lubang yang bisa dimanfaatkan hewan lain, membantu regenerasi pohon, dan penyuburan tanah. Landak Jawa adalah satwa endemik Indonesia. Di kawasan Gunung Merapi Landak Jawa bisa membantu regenerasi tanaman dan memperkaya unsur hara dalam tanah. Satwa ini banyak ditemukan di dataran rendah, pegunungan, dan area pertanian.

Selain dikonsumsi, dan mitos sebagai obat kuat, landak juga diburu untuk bezoar. Ini adalah bahan padat yang tidak tercerna dan menumpuk di perut hewan menjadi seperti batu. Batu landak atau geliga landak diperdagangkan untuk obat dan jimat. Di pasar gelap harganya mahal. Tidak semua landak memiliki benzoar di dalam saluran pencernaannya, sehingga perburuan yang mengincar batu landak menjadi ancaman serius keberadaan satwa ini di alam. (Habis)

Catatan: Sebagian isi tulisan ini pernah terbit di sini. 

No comments:

Post a Comment