Alm. Bu Broto, foto sekitar satu bulan sebelum beliau meninggal. |
Tepat pada hari raya Idhul Adha, dalam suasana seruan
keagungan Tuhan digemakan, Ibu Hajah Choyanah Binti Hardjo Muhammad atau Choyanah
Broto Mihardjo, atau lebih dikenal dengan panggilan Bu Broto meninggal dunia.
Bagi kampung Cokrokusuman, khususnya, dan kecamatan Jetis pada umumnya, ini
adalah kehilangan besar.
Bu Broto semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang luwes, prigel, entengan, ramah dan hangat, serta jadi penggerak banyak kegiatan di kampung.
Menuju masjid. |
Semasa mudanya, Bu Broto gemar bermain bulutangkis. Beliau biasa bermain olah raga kegemarannya itu di sebuah lapangan di RT 40, yang kini di atasnya sudah berdiri bangunan, dan di halaman SD Jetis Pasiraman.
Camat Jetis Ananto Wibowo sesaat sebelum jenazah diberangkatkan ke Masjid Cokrokusuman untuk disholatkan mengatakan, Bu Broto adalah tokoh masyarakat yang aktif baik di masyarakat, maupun pemerintahan.
Kehadiran Camat Jetis, dan pejabat kecamatan lain termasuk Babinsa, dan pejabat kelurahan Cokrodiningratan menggambarkan pengaruh Bu Broto semasa hidup bagi kampung Cokrokusuman dan sekitarnya.
Karangan bunga tanda duka cita. |
Banyaknya tamu yang menghadiri upacara pemakaman juga membuktikan besarnya rasa hormat mereka yang ditinggalkan kepada Bu Broto yang telah berjasa dalam banyak cara.
Bu Broto yang meninggal dalam usia 79 tahun itu memiliki 17 cucu, 6 anak terdiri dari 4 pria dan 2 wanita (1 almarhumah).
Beliau lahir pada 14 Januari 1937 dan wafat pada 12 September 2016, pukul 12.00 di RS Ludiro Husodo, Yogyakarta. Jenazah dimakamkan keesokan harinya yaitu 13 September, sekitar pukul 11 siang, di makam Cokrokusuman.
Makam Cokrokusuman. |
Sugeng tindak, Bu Broto...***
No comments:
Post a Comment