Arti Kata Kampung, Dulu dan Sekarang

Kampung di bantaran sungai.   
Sebenarnya apa arti kampung? Dari mana asal usul kata kampung? Untuk mengetahuinya kita bisa mencoba mencari bantuan di kamus, thesaurus, atau menelusurinya berdasar etimologi.

Kampung mungkin berasal dari bahasa melayu, kampung, yang berarti desa kecil, atau bagian dari desa yang memiliki sekumpulan rumah. Di Sumatera Barat dikenal istilah kampuang. Ingat syair lagu "Kampuang nan jaoh di mato..."? Arti kampung sepadan dengan kampuang.

Di Aceh ada istilah gampong, yang memiliki arti sama dengan kampung. Di Kamboja mereka juga mengenal istilah kampong yang berarti kawasan di tepi sungai atau dermaga. Inggris juga ada istilah compound yang berarti sekumpulan bangunan, atau bahan tertentu. Juga ada kata camp yang berarti tempat tinggal. Biasanya bangunannya tidak permanen seperti tenda, barak darurat, atau bangunan yang bisa dibongkar sewaktu-waktu. Portugis juga mengenal istilah campo, yang berarti tempat perkemahan, atau kawasan luar bandar.

Kamus Baku Bahasa Indonesia mengartikan kampung sebagai kelompok rumah yang merupakan kota (biasanya dihuni orang berpenghasilan rendah). Bisa juga disebut desa, dusun, atau kesatuan administrasi terkecil yang menempati wilayah tertentu, terletak di bawah kecamatan.


Kampung dulu dan sekarang


Kampung kerap merujuk pada keadaan yang terbelakang (belum modern), berkaitan dengan kebiasaan yang kuno, kolot, tidak tahu sopan santun, tidak terdidik, atau kurang ajar. Gambaran ini misalnya muncul dari ungkapan “Dasar kampungan!”

Ungkapan “anak kampungan” kerap dilawankan dengan “anak gedongan”. Istilah anak kampungan merujuk pada anak yang berasal dari kawasan slum, sementara anak gedongan tinggal di perumahan mewah atau kompleks elit.


Secara teknis, kampung kerap diartikan sebagai kawasan di perkotaan berupa permukiman padat, dengan sarana dan prasarana yang terbatas, bisa lebih besar dari desa, batas-batas wilayahnya sering mengikuti jalan, sungai, atau bangunan besar, dan penghuninya relatif homogen berdasar penghasilan, jenis pekerjaan, atau etnis tertentu. Pengertian ini cocok disematkan untuk perkampungan di kota-kota besar di Jawa. Misalnya, kampung nelayan, kampung  Arab, kampung Jagalan.

 Peringatan di salah satu sudut kampung.
Kampung di Jogja dalam beberapa hal memiliki karakter seperti dalam pengertian di atas. Yaitu berupa kawasan permukiman padat, dengan sarana prasarana terbatas, dan penghuninya yang relatif homogen. Namun kini banyak juga kampung di Jogja sudah berbenah menjadi tidak kumuh lagi, bahkan menarik untuk dikunjungi dan menjadi kampung wisata.

Menjadi tantangan bagi segenap warga kampung bagaimana ungkapan “dasar kampungan” yang bermakna negatif, suatu saat berubah menjadi positif. Dari makian menjadi pujian.***

No comments:

Post a Comment