Kerja Keras Dokter Hewan Tangani Penyakit Mulut dan Kuku (2)

Puskeswan Ngemplak, Sleman.
Jumlah kasus PMK di Daerah Istimewa Yogyakarta terus meningkat. Berdasar data milik siagapmk.id yang diakses pada Sabtu, 9 Juli, terdapat 9.087 ternak sakit dan yang telah mendapat vaksin sebanyak 5.017 ekor. DIY menempati peringkat 7 secara nasional untuk jumlah ternak sakit. Peringkat 1 ditempati Jawa Timur dengan 134.996 kasus dengan ternak yang telah mendapat vaksin sebanyak 236.132 ekor. Di Sleman sendiri terdapat 4.796 kasus PMK, dengan 104 ekor ternak mati, dan 10 ekor potong bersyarat.

Terus meningkatnya jumlah kasus membuat petugas di lapangan bekerja lebih keras menahan laju penyebaran wabah PMK. Yeni Kurniawati, dokter hewan yang bertugas di Puskeswan Ngemplak, misalnya, kini dirinya kerap pulang malam untuk menangani laporan ternak yang sakit atau berkoordinasi dengan tim lain untuk mencegah penyebaran wabah.

“Dokter hewan yang bertugas ada 3, untuk wilayah dua kecamatan. Idealnya 8 orang setiap Puskeswan untuk satu kecamatan. Jadi beberapa hari ini kerja sampai malam, kadang harus dilanjut keesokan harinya,” ungkapnya.

Sampai akhir bulan Juni, Puskeswan Ngemplak yang meliputi wilayah kerja kecamatan Depok dan Ngemplak itu menerima laporan jumlah ternak yang sakit sebanyak 144 ekor. Belum ada laporan ternak yang mati. Namun ada beberapa ternak terpaksa dipotong karena sakitnya parah, misalnya sampai kuku terkelupas.

“Wilayah kerja kami sangat luas, kami tidak bisa hadir secara fisik dalam waktu bersamaan. Bisa jadi penanganan satu kandang memakan waktu berjam-jam. Sehingga keberhasilan penanganan wabah bukan semata-mata karena keberadaan petugas tapi juga peran peternak.”

Menurut Yeni, penularan PMK di wilayahnya terutama karena faktor mekanis. Yaitu disebabkan oleh lalu lintas orang atau benda bergerak lain yang turut membawa virus PMK.

“Jadi bukan dari ternak ke ternak. Maka kami di forum peternak mengimbau agar peternak melockdown kandang. Ini bertujuan untuk membatasi lalu lintas orang yang bukan anggota kelompok masuk ke kandang atau berinteraksi dengan ternak. Kami juga mengimbau agar penjualan dialihkan melalui online.”

Kepada peternak yang ternaknya terjangkit PMK, Yeni menyarankan untuk menyediakan air minum yang sewaktu-waktu bisa diminum oleh ternak mereka. Selama ini peternak punya kebiasaan hanya memberi minum dua kali sehari, pagi dan sore. Selain itu, ternak harus diberi nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Terutama yang mengandung vitamin C dan E.

Keterbatasan vitamin untuk ternak disiasati dengan memanfaatkan vitamin yang biasa dikonsumsi unggas. Yang penting ternak mendapatkan suplemen yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga jikapun terpapar virus maka gejalanya tidak parah.

Dia juga mengatakan bahwa peternak tak perlu panik, karena virus PMK bisa dikatakan tidak menular ke manusia. Berbeda dengan antraks misalnya yang bisa menyebabkan mual hingga kematian pada manusia.

“Tak perlu panik, tapi ini berefek kepada ekonomi. Karena peternak menjadikannya sebagai tabungan dan investasi. Kalau ternaknya sampai tidak tertolong mereka sangat terpukul.” (Bersambung)

No comments:

Post a Comment