Prosesi Merti Code di Jalan AM Sangaji Dipadati Penonton

Ibu-ibu warga seputaran Sungai Code ikut sendratari.
Pada Minggu sore, 15 Agustus 2016, warga sekitar Jetis tumpah ruah di sisi kiri dan kanan jalan AM Sangaji. Tua muda, miskin kaya, berbaur jadi satu menyaksikan upacara adat Merti Code.

Merti Code adalah upacara adat yang digelar tiap tahun, sejak 2001 lalu. Jadi sudah 16 kali diadakan, dan selalu menarik banyak penonton.

Sehari sebelumnya digelar wayang kulit semalam suntuk berlangsung di pendopo SMP Taman Dewasa yang terletak di sisi barat Jalan AM Sangaji. Sekolah ini letakknya tepat di depan Hotel Citradream. Tahun lalu wayang kulit diselenggarakan di halaman SD Cokrokusuman. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, pagelaran wayang kulit ini juga diminati masyarakat sekitar. 

Anak-anak juga dilibatkan dalam sendratari.
Upacara Merti Code ditandai dengan pengambilan air dari tujuh mata air yang lalu disatukan dalam wadah besar.

Esoknya diarak, mengambil titik start di depan SMP Taman Dewasa, lalu bergerak menuju perempatan Jetis, mengarah ke Timur melewati jembatan Sarjito, Terban, Gondolayu, perempatan Tugu, dan berakhir di depan SMP Taman Dewasa.

Lurah Cokrodiningratan

Dalam acara itu dipentaskan juga sendratari yang menggambarkan warga menjaga sungai, melawan anasir-anasir jahat, sehingga sungai tetap lestari.

Mereka yang ikut sendratari adalah warga yang tinggal di sekitar sungai Code. Dari anak-anak hingga warga senior.

Karawitan
Beberapa waktu lalu, sendratari ini juga ditampilkan dalam Festival Upacara Adat DIY yang dilaksanakan di lapangan Denggung Sleman. Tentang festival tersebut bisa di baca di sini, Pesan Lingkungan dari Ritual-ritual Adat Yogyakarta.

Tampil pula dalam acara itu kesenian barongsai yang memukau penonton. Barongsai dimainkan oleh para remaja. Ada adegan unik yaitu saat dua "ekor" anjing yang dimainkan oleh masing-masing dua orang memainkan atraksi di depan panggung kehormatan. Beberapa tamu lalu mengeluarkan angpao dan memasukkannya di mulut sang anjing.

Barongsai
Saat atraksi di depan panggung itu tak juga kunjung berhenti, pembawa acara lalu mengatakan mungkin angpaonya kurang banyak. Lalu dengan sigap, beberapa tamu itu kembali merogoh kantongnya.  


Kirab upacara adat Merti Code melintasi Jalan AM Sangaji, Jembatan Sardjito, Perempatan Mirota Kampus, Jalan C Simanjuntak, Terban, Jalan Jenderal Sudirman, Gondolayu, Tugu, dan kembali ke Jalan AM Sangaji.


Usai kirab gunungan dan air diperebutkan warga. Ada yang cukup senang mendapat beberapa lembar daun sawi, kacang panjang, atau wortel yang menjadi hiasan gunungan. Sementara airnya banyak yang menggunakannya untuk cuci muka.
Foto sebelum pentas, dengan tenggok dari anyaman bambu.


Selama upacara ruas jalan AM Sangaji dari perempatan Jetis hingga perempatan Tugu ditutup. Arus lalu lintas dialihkan ke arah Barat dan Timur di dua perempatan itu.

Selain mendapat bantuan pengawalan dari kepolisian, panitia upacara adat juga mendapat bantuan komunikasi dari komunitas tugu.  

Hadir dalam upacara itu lurah Cokrodiningratan yang baru, Camat Jetis, dan pejabat Pemkot.*** 

No comments:

Post a Comment