Siklon tropis Kong-Rey, dok 2018 |
Memasuki bulan November, sebagian wilayah Indonesia sudah berada dalam musim hujan. Meski demikian, kondisi cuaca terik yang ditandai suhu tinggi masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Penjelasan dari Direktorat Meteorologi Publik melalui prakirawan
BMKG Syndhy Indah Pratiwi, menyebutkan kondisi ini salah satunya dipicu oleh keberadaan
siklon tropis Kong-Rey di perairan sebelah utara Filipina yang menarik massa udara
di sekitarnya termasuk di Indonesia. Akibatnya potensi pertumbuhan awan hujan utamanya
di wilayah Indonesia bagian selatan menjadi berkurang.
“Meskipun demikian kondisi ini diprediksi tidak akan
berlangsung lama karena siklon tropis Kong-Rey yang bergerak ke arah barat laut
dan utara menjauhi wilayah Indonesia, sehingga tidak lagi memberi pengaruh yang
berlangsung pada peningkatan suhu udara di wilayah Indonesia,” katanya dalam
prospek cuaca mingguan yang berlaku mulai 1 November hingga 7 November, yang
bisa diikuti melalui Info BMKG di channel youtube.
Siklon
tropis menurut penjelasan BMKG, merupakan badai dengan
kekuatan besar. Rata-rata radius siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km, sedangkan
mata atau sumbu siklon tropis berdiameter 10 km hingga 100 km. Siklon tropis terbentuk
di atas lautan, dengan masa hidup berkisar 3 hari hingga 18 hari.
Beberapa hari lalu BMKG meminta kewaspadaan
terkait suhu panas harian maksimum di Indonesia yang mencapai 37 derajat
Celcius hingga 38,4 derajat Celcius. Suhu panas tertinggi tercatat di Larantuka,
Flores Timur, Nusa Tenggara Timur yang mencapai 38,4 derajat Celcius.
Dok. instagram BMKG
Penyebab suhu panas ini karena beberapa faktor. Miming
Saepudin, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika BMKG sebagaimana dikutip dari Antara menjelaskan, kondisi yang
terjadi di beberapa wilayah di Indonesia ini berkaitan dengan tutupan awan yang
minim dan pergerakan semu matahari yang berada di atas khatulistiwa.
Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG kepada CNN Indonesia
menyebut ada tiga hal yang mempengaruhi suhu panas yang terjadi di Indonesia
beberapa waktu lalu. Yaitu karena fenomena ekuinoks saat matahari melintasi
khatulistiwa, matahari yang kini berada di bumi bagian selatan, dan angin
monsun timur yang bertiup ke Indonesia khususnya di wilayah selatan yang hanya
membawa sedikit uap air turut menambah intensitas suhu panas.
Suhu Turun
Lebih jauh Syndhy menjelaskan, berkurangnya pengaruh
siklon tropis Kong-Rey di wilayah Indonesia ini menyebabkan massa udara yang
sebelumnya tertarik mendekati sistem siklon tropis kembali aktif meningkatkan liabilitas
atmosfer di Indonesia. Akibatnya konvektivitas dari pengangkatan massa udara
menjadi lebih aktif, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di
sebagian wilayah Indonesia.
Dinamika atmosfer lainnya yang turut berperan dalam
peningkatan potensi hujan di Indonesia yaitu aktifnya gelombang Rossby ekuatorial.
Terutama dalam beberapa hari ke depan untuk wilayah Indonesia bagian selatan.
Gelombang Rossby merupakan
pola atmosfer dan arus laut berskala besar yang memengaruhi sistem cuaca,
membentuk pola cuaca global, dan variabilitas iklim. Gelombang Rossby terbentuk
ketika udara dan arus laut kutub bergerak ke khatulistiwa sedangkan udara
tropis dan arus laut tropis bergerak ke arah kutub.
“Dengan demikian seiring dengan peningkatan hujan di
beberapa wilayah maka penurunan suhu udara diprediksi juga akan terjadi dalam
seminggu ke depan,” katanya, Jumat, 1 November.
Sebelumnya Direktorat Meteorologi Publik menjelaskan,
pengaruh eks siklon tropis Trami mulai memasuki daratan Vietnam dan potensinya
melemah. Istilah eks menunjuk bahwa siklon tropis Trami tidak menjadi siklon
tropis yang aktif namun dampaknya mungkin masih memengaruhi pola cuaca di
wilayah tertentu.
Sebaliknya siklon tropis Kong-Rey yang memiliki
kecepatan angin maksimum 50 knot berpotensi mengalami penguatan dalam 24 jam.
Penjelasan ini dirilis pada 28 Oktober lalu. Namun karena bergerak ke arah
barat dan barat laut, yang menjauhi wilayah Indonesia, pengaruhnya semakin berkurang.
Sama dengan Kong-Rey, Trami merupakan nama salah satu
siklon tropis yang memengaruhi pola cuaca di wilayah yang dilewatinya. Mengutip
keterangan
BMKG, berkurangnya pengaruh eks siklon tropis Trami dan siklon tropis Kong Rey
di wilayah Indonesia menyebabkan massa udara yang sebelumnya tertarik mendekati
sistem, menjadi lebih dinamis di sekitar wilayah Indonesia. Konvektivitas atau ketidakstabilan
lapisan atmosfer akibat perbedaan suhu dan pengangkatan udara pun menjadi lebih
aktif. Jika Kong-Rey muncul di Pasifik timur Filipina, Trami muncul di laut
Cina Selatan.
Berdasar prakiraan cuaca BMKG untuk 2-11 November, di
Larantuka suhu terendah pada 3 November di kisaran 24 derajat Celcius,
sementara tertinggi 31 derajat Celcius pada 10 dan 11 November.
Di Jakarta, prakiraan cuaca BMKG mencatat suhu
tertinggi 31 derajat Celcius pada 8 November. Di Tandes, Surabaya suhu
tertinggi 33 derajat Celcius pada 6 dan 7
November. Di Semarang, suhu tertinggi 32 derajat Celcius pada 6
November. Di Kotagede, Yogyakarta suhu tertinggi 31 derajat Celcius pada 7 dan
11 November.
Musim Hujan
Sejumlah wilayah di Indonesia sudah mengalami hujan
bahkan dengan intensitas lebat yang diiringi dengan angin kencang. Seperti yang
terjadi di wilayah Depok dan sekitarnya pada 28 Oktober lalu.
Laporan dari Antara yang
dirangkum dari sejumlah daerah menyebutkan, BMKG Wilayah III Denpasar
mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk potensi hujan dengan intensitas sedang
hingga lebat, disertai petir dan angin kencang untuk 1 hingga 3 November.
Angin kencang dilaporkan melanda sejumlah titik di
Sukabumi, menyebabkan pohon tumbang dan kerusakan rumah penduduk. Di Cilacap,
curah hujan lebat sudah turun termasuk di sejumlah wilayah Jawa tengah bagian
selatan. Di Madiun, 10 rumah warga rusak dan puluhan pohon tumbang di berbagai
lokasi. Sementara di Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan dilaporkan 271 warga
terpaksa mengungsi akibat cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang dan
petir.
Dok. instagram BMKG
BMKG memprakirakan, potensi hujan sedang hingga lebat
yang disertai kilat dan angin kencang untuk 1 hingga 7 November terjadi di
sebagian besar Sumatera, sebagian besar Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian
besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, dan sebagian
besar papua.
Potensi angin kencang terdapat di wilayah Riau, Jawa
Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
Potensi hujan di sebagian wilayah Sumatera, Jawa,
Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan dan Sulawesi masih sering terjadi pada sore
hingga menjelang malam hari. Hujan dengan sebaran tidak merata dan durasi
singkat merupakan gejala umum pada masa peralihan dan awal musim hujan.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mulai membersihkan
lingkungan, memperkuat bangunan dan infrastruktur, menyiapkan perlengkapan
darurat bencana, dan menghindari kawasan yang mudah terdampak.***
https://www.youtube.com/watch?v=9eOsDW4McY4&t=10s
https://science.howstuffworks.com/environmental/earth/geophysics/rossby-waves.htm
https://www.britannica.com/science/Rossby-wave
https://www.youtube.com/watch?v=oIdpp3-aiO8
https://www.antaranews.com/berita/4436037/bbmkg-terbitkan-peringatan-dini-cuaca-buruk-di-bali