Sebagian peserta pelatihan biopori foto bersama Lurah Cokrodingratan Andityo Bagus Baskoro |
Kota Yogyakarta, dengan segala pesonanya, kini menghadapi masalah yang cukup serius. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Piyungan ditutup sehingga warga kesulitan membuang sampah. Sebagian warga lalu membuangnya di pinggir-pinggir jalan yang merusak pemandangan, memunculkan bau tak sedap, mengundang lalat, dan potensial menjadi sumber penyakit.
Salah satu solusi untuk mengurangi volume sampah adalah dengan memprosesnya menjadi kompos. Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, pada Rabu, 15 Mei 2024 mengadakan pelatihan pembuatan biopori di wilayah RW 08, Kelurahan Cokrodiningratan. Pelatihan dilaksanakan sore hari pukul 15.30, bertempat di Taman Robin. Sekitar 50 orang warga hadir dalam pelatihan itu yang meliputi pengurus RT dan RW, perwakilan warga, dan pengurus bank sampah Ngesti Mulyo.
Hadir pula dalam kesempatan itu Lurah Cokrodiningratan Andityo Bagus Baskoro. Dalam sambutannya, beliau memberikan gambaran terkait persoalan sampah di Kota Yogyakarta. Tiap hari warga Yogyakarta memproduksi sampah. Volume sampah mau tidak mau terus meningkat, dan persoalan sampah yang tidak tertangani menjadi bom waktu.
Lurah Cokrodiningratan Andityo Bagus Baskoro (memakai rompi) |
Menurut Andityo, pembuatan kompos dari sampah bisa mengurangi beban masalah tersebut. Warga bisa membuat biopori di lingkungan masing-masing. Nanti sampah dipilah. Sampah organik dimasukkan ke biopori dan setelah jadi kompos bisa dipanen.
Pelatihan pembuatan biopori di Taman Robin, Cokrokusuman |
Biopori bisa dibuat di dekat dapur untuk memudahkan pembuangan sampah organik rumah tangga, halaman rumah sebagai upaya menjaga estetika lingkungan rumah sambil mengurangi sampah, atau dekat jalan untuk membantu resapan air dan mengurangi risiko banjir saat hujan deras.
Untuk mendukung pelaksanaan program ini, Kelurahan Cokrodiningratan memberikan bantuan berupa alat bor, pipa paralon, penutup batako, serta semen dan pasir. Dana diambilkan dari Dana Keistimewaan Yogyakarta (Danais). Seperti diketahui, ada anggaran sekitar Rp 100 juta yang dibagikan ke masing-masing kelurahan untuk program pengelolaan sampah.
Dengan adanya sosialisasi dan pelatihan ini, diharapkan seluruh warga dapat berperan aktif dalam mengatasi masalah sampah dan menjaga lingkungan.***
No comments:
Post a Comment