(Ket. foto: Bagian dalam gerbong kereta Batara Kresna.) |
Sepintas secara fisik keretanya tidak sebesar kereta
reguler. Meski begitu, interior dalam gerbong terasa lega. Jumlah kursi untuk
penumpang masing-masing gerbong kurang dari 30, yang di susun berbaris dua di
kanan dan dua di kiri.
Kebetulan saya naik di hari Sabtu, ternyata masih
menyisakan kursi kosong. Padahal dari informasi yang diperoleh, kereta ini
sering penuh, apalagi akhir pekan. Memang sebagian besar penumpangnya adalah
rombongan keluarga. Mereka mengajak anak-anaknya yang masih balita, ada pula
yang berumur belasan tahun. Sepertinya moda transportasi ini telah menjadi
pilihan masyarakat untuk berwisata.
Stasiun Kota yang dilalui kereta Batara Kresna. |
Kereta sempat berhenti lama di stasiun Kota. Masinis
memberitahukan kepada penumpang bahwa kereta mengalami gangguan dan sedang
diperbaiki petugas. “Apakah kereta nanti melanjutkan perjalanan?” tanya seorang
penumpang. “Belum tahu,” jawab masinis sambil mempersilakan penumpang untuk
turun jika ingin sekadar membeli makanan atau beristirahat sambil menunggu
kereta diperbaiki.
Sebagian penumpang pun turun. Selang beberapa lama
perbaikan kereta selesai. Beberapa penumpang yang mengawali perjalanan dari
stasiun kota naik. Namun aneh kereta tak juga beranjak meninggalkan stasiun
Kota. Seorang petugas mekanik mengatakan kalau kereta masih menunggu seorang
ibu-ibu yang entah di mana keberadaannya.
Stasiun Wonogiri. |
Peta lokasi tujuan wisata di stasiun Wonogiri. |
Selanjutnya kereta menuju stasiun terakhir, stasiun
Wonogiri. Seharusnya tiba pukul 11.45 stasiun ini. Namun karena kereta
mengalami kerusakan dan berhenti cukup lama di stasiun Kota akhirnya sampai di
stasiun Wonogiri pukul 13.00 atau terlambat 1 jam 15 menit. Dari sini penumpang yang ingin berwisata ke
Wonogiri dan sekitarnya bisa melanjutkan ke terminal Giri Adipura yang berjarak
4 kilometer. Hanya beberapa puluh langkah dari stasiun Wonogiri ada subterminal
tempat angkutan kota atau mikronus mangkal yang bisa mengantar sampai waduk
Gajah Mungkur yang bejarak 6,8 kilometer dari stasiun Wonogiri.
Jika perut sudah keroncongan minta diisi, di
seberang stasiun Wonogiri banyak terdapat warung makan. Mulai dari bakso, kupat
tahu, sampai nasi rames. Harganya pun relatif murah. Saya mampir di salah satu
warung makan dan memilih nasi pecel, bakwan, dan segelas teh hangat. Untuk
semua makanan sehat itu penjual hanya minta Rp 11 ribu saja (habis).***
No comments:
Post a Comment