Pengalaman Naik Kereta Batara Kresna Pertama Kali (2)



(Ket. foto: Bagian dalam gerbong kereta Batara Kresna.)
Petugas menjelaskan kalau kereta Batara Kresna ada di jalur 1 dari arah timur. Benar, kata petugas.Tak menunggu lama, kereta pun datang. Meski kereta itu nanti mengarah ke timur, namun Batara Kresna masuk ke stasiun Purwosari dari arah timur.

Sepintas secara fisik keretanya tidak sebesar kereta reguler. Meski begitu, interior dalam gerbong terasa lega. Jumlah kursi untuk penumpang masing-masing gerbong kurang dari 30, yang di susun berbaris dua di kanan dan dua di kiri.

Kebetulan saya naik di hari Sabtu, ternyata masih menyisakan kursi kosong. Padahal dari informasi yang diperoleh, kereta ini sering penuh, apalagi akhir pekan. Memang sebagian besar penumpangnya adalah rombongan keluarga. Mereka mengajak anak-anaknya yang masih balita, ada pula yang berumur belasan tahun. Sepertinya moda transportasi ini telah menjadi pilihan masyarakat untuk berwisata.

Stasiun Kota yang dilalui kereta Batara Kresna.
Tepat pukul 10.00, kereta Batara Kresna meninggalkan stasiun Purwosari. Kereta berjalan relatif pelan. Apalagi saat harus menyeberang jalan aspal dan menyusuri jalan Slamet Riyadi. Praktis dari stasiun Purwosari menuju stasiun Kota, kereta berjalan melambat di rel yang berada di samping jalan raya. Hikmahnya kita bisa lihat suasana kota Solo dari dalam gerbong kereta.

Kereta sempat berhenti lama di stasiun Kota. Masinis memberitahukan kepada penumpang bahwa kereta mengalami gangguan dan sedang diperbaiki petugas. “Apakah kereta nanti melanjutkan perjalanan?” tanya seorang penumpang. “Belum tahu,” jawab masinis sambil mempersilakan penumpang untuk turun jika ingin sekadar membeli makanan atau beristirahat sambil menunggu kereta diperbaiki.

Sebagian penumpang pun turun. Selang beberapa lama perbaikan kereta selesai. Beberapa penumpang yang mengawali perjalanan dari stasiun kota naik. Namun aneh kereta tak juga beranjak meninggalkan stasiun Kota. Seorang petugas mekanik mengatakan kalau kereta masih menunggu seorang ibu-ibu yang entah di mana keberadaannya.

Stasiun Wonogiri.
Suaminya menunggu di atas gerbong harap-harap cemas. Katanya, istrinya itu pamit membeli makanan namun tidak membawa HP sehingga tidak bisa dihubungi. Beberapa saat kemudian, seorang ibu-ibu tergopoh-gopoh berlari menuju gerbong kereta sambil menenteng bungkusan. Suaminya tak kuasa menahan amarah tatkala akhirnya dilihatnya istrinya itu, dan menyebabkan kereta tertahan beberapa belas menit di stasiun Kota. Namun sebagian besar penumpang lain dan para petugas terlihat lega. Kereta pun akhirnya berangkat lagi.  

Peta lokasi tujuan wisata
di stasiun Wonogiri.
Perjalanan dari stasiun kota ke Sukoharjo disuguhi hamparan sawah di kanan kiri rel. Kecepatan keretapun bertambah karena tidak melewati halangan berarti. Sesekali melewati hutan jati yang merangas daunnya. Selepas stasiun Kota, kereta pun berhenti barang sejenak di stasiun Pasar Nguter. Pasar Nguter dikenal sebagai pasar jamu tradisional. Jika ingin blusukan di pasar tradisional yang menyediakan aneka bahan jamu tradisional Jawa ya di sinilah tempatnya. Di sepanjang lorong pasar menguar bau empon-empon yang khas di pasar itu. Sebagian penumpag kereta pun turun dan naik.

Selanjutnya kereta menuju stasiun terakhir, stasiun Wonogiri. Seharusnya tiba pukul 11.45 stasiun ini. Namun karena kereta mengalami kerusakan dan berhenti cukup lama di stasiun Kota akhirnya sampai di stasiun Wonogiri pukul 13.00 atau terlambat 1 jam 15 menit.  Dari sini penumpang yang ingin berwisata ke Wonogiri dan sekitarnya bisa melanjutkan ke terminal Giri Adipura yang berjarak 4 kilometer. Hanya beberapa puluh langkah dari stasiun Wonogiri ada subterminal tempat angkutan kota atau mikronus mangkal yang bisa mengantar sampai waduk Gajah Mungkur yang bejarak 6,8 kilometer dari stasiun Wonogiri.

Jika perut sudah keroncongan minta diisi, di seberang stasiun Wonogiri banyak terdapat warung makan. Mulai dari bakso, kupat tahu, sampai nasi rames. Harganya pun relatif murah. Saya mampir di salah satu warung makan dan memilih nasi pecel, bakwan, dan segelas teh hangat. Untuk semua makanan sehat itu penjual hanya minta Rp 11 ribu saja (habis).***


No comments:

Post a Comment