Lurah Cokrodiningratan Ajak Warga Pilah Sampah

Kantong pilah sampah.
"Kita sudah merasakan cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah kita. Ada panas yang lama, hujan deras, angin besar. Ini salah satu fenomena dari global warming. Monggo, mulai saat ini kita menjaga lingkungan,” kata lurah Cokrodiningratan, Narotama, Rabu, 14/11 lalu, di hadapan pengurus RT dan RW kampung Cokrokusuman dan sejumlah mahasiswa UMY.

Salah satu yang bisa dikerjakan dalam rangka ikut menjaga lingkungan adalah memilah sampah rumah tangga. Tujuannya untuk memanfaatkan sampah yang masih bisa digunakan dan mengurangi volume sampah.

“Kami di kampung Cokrokusuman sangat menekankan ini. Kami bersama BLH Kota Yogyakarta (Badan Lingkungan Hidup) memberikan kantong pilah sampah. Ini hanya stimulan saja. Nanti setiap rumah tangga wajib mengelola sampahnya. Tidak boleh hanya ada satu kantong sampah di rumah. Minimal siapkan tiga kantong.”

Lurah Cokrodiningratan ini hadir dalam acara Workshop Kampung Hijau, yang diselenggarakan di Balai Cokrokembang RW 10, Gondolayu Lor. Pembicara yang diundang Susilo (Dinas Lingkungan Hidup kota Yogyakarta), Kuspilah (fasilitator bank sampah Cokrodiningratan), dan Sariman (kampung agro Tompeyan, Tegalrejo).

Dampak pemilahan sampah.

Mulai dari Dekat


Menjaga lingkungan tidak selalu harus melakukan langkah besar. Justru hal itu bisa dimulai dari dekat, dalam skala kecil. Misalnya mengelola dengan benar limbah rumah tangga. Narotama mengingatkan agar warga minimal membuat dua septic tank, untuk limbah cucian dan buang air kecil dan besar.

“Manusia harus bertanggung jawab atas limbahnya sendiri. Buatlah dua septic tank terpisah karena memang harus disendirikan.”

Langkah lain adalah membuat sumur resapan air hujan agar meresap ke dalam tanah dan meningkatkan kualitas air tanah.

“Air hujan jangan dibiarkan lari, tapi ditampung dulu di tanah supaya air di dalam tanah menjadi bagus.”

Dia menerangkan sebenarnya ada sejumlah dana yang bisa diakses untuk biaya pembuatan sumur resapan. Antara lain dana LPMK, Kotaku, atau lewat kecamatan. Selain itu, Narotama juga mengingatkan warganya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Kebiasaan lama saat berbelanja dengan berharap mendapat kantong plastik dari warung atau toko harus diubah. 
Narotama dan peserta Workshop Kampung Hijau di kel. Cokrodiningratan.

“Mulai sekarang bawa sendiri. Kadang lupa, makanya selalu kita ingatkan. Ini salah satu cara mengurangi sampah plastik.”

Agar keberadaan bank sampah makin dirasakan manfaatnya, dia mengajak untuk membentuk laskar sampah. Sampah tidak dibuang, tapi diopeni melalui bank sampah yang sudah ada di tingkat RW. Selain itu bank sampah juga bisa bekerja sama dengan sekolah atau toko yang berada di lingkungan masing-masing untuk turut serta mengurangi sampah plastik dan mengelola sampah bersama.***

No comments:

Post a Comment