Wisata Belanja di Pasar Legi Kotagede


Penjual batu akik mentahan menggelar lapaknya di luar Pasar Kotagede, Yogyakarta. Paling murah dihargai Rp 1000 per buah. Paling mahal tergantung tawar menawar.


Bagi mereka yang ingin merasakan denyut kehidupan pasar tradisional, datanglah ke pasar Kotagede, Yogyakarta. Pasar yang terletak dekat makam raja-raja ini selalu ramai baik pedagang maupun pembeli. Interaksi yang intim antara pedagang dan pembeli menjadi ciri khas yang masih bisa ditemukan di sini. Mereka kerap saling bertegur sapa layaknya sudah saling kenal lama. Sesuatu yang tidak bakal ditemukan di pasar-pasar modern. 

Pasar Kotagede yang kadang juga disebut Sargede ini bertambah ramai pada hari pasaran Legi pada penanggalan Jawa. Pada hari itu pedagang meluber sampai ke beberapa ruas jalan di sekeliling pasar. Ada saja yang dijual di sana. Dari batu akik sampai panganan tradisional. Dari burung kicuan sampai alat pertanian. 

Mereka yang menggelar dagangan sampai ke jalan biasanya adalah para pedagang sandal, batu akik, burung, bibit dan alat pertanian, serta baju bekas dan baju eks TNI. Sementara di bagian dalam tersedia sayur mayur, buah-buahan, panganan tradisional, dan kelontong. Di beberapa titik terdapat pula warung-warung makan yang layak dicoba bagi penjelajah rasa. 

Ada di sini warung soto yang tempat makannya disusun mengelilingi penjual yang dibatasi lodhong (toples kaca tebal berisi makanan) yang diatur berjejer rapi. Tersedia soto ayam maupun sapi. Bagi penyuka tongseng boleh juga mencicipi salah satu warung di sana. Jangan kaget kalau ada teman makan yang bicara ngalor ngidul tentang apa saja sambil makan dengan penjualnya dan sesekali minta komentar kepada Anda tentang suatu hal.  

Kotagede terletak di sebelah Selatan kota Yogyakarta, berbatasan dengan kabupaten Bantul. Dulu wilayah ini adalah bekas kota kerajaan. Maka tak heran jika kita masih bisa menemukan bangunan-bangunan tua khas keraton Yogyakarta dengan ornamen bercat hijau, kuning, dan pulasan merah. Kotagede sendiri terdiri dari tiga kelurahan yaitu Purbayan, Prenggan, dan Rejowinangun.     
Pasar Kotagede menjadi salah satu pasar tradisional tertua di Yogyakarta, selain pasar Beringharjo di pusat kota yang telah mengalami peremajaan. Dibangun pada abad 16 M Pasar Kotagede menjadi ciri khas model penataan kota Mataram Islam yang menempatkan pusat pemerintahan, alun-alun, masjid, dan pasar secara berdekatan. Di zaman dulu konon para abdi dalem kerap berbelanja di sini. Kedatangan mereka ditunggu-tunggu karena menjadi tempat bertanya sekaligus penyebar informasi dari dalam keraton.

Jika Anda berbelanja di sini jangan lupa membeli panganan khas Kotagede yaitu Kipo. Penganan yang terbuat dari beras ketan ini lezat di lidah, ditingkahi rasa gurih manis. Pada kulit bagian luar yang terbuat dari beras ketan itu berwarna sedikit coklat dan hijau sementara di bagian dalam berisi parutan kelapa dan gula jawa yang disebut enten-enten. Kipo dimasak dengan cara dipanggang di atas loyang yang dilapisi daun pisang. Aroma daun pisang yang terbakar menambah kelezatan panganan ini yang terasa kian pas sebagai teman minum teh hangat di kala pagi atau sore hari.*** 



No comments:

Post a Comment