Musim Hujan Saatnya Memanen Air


Sekolah Air Hujan Banyu Bening
Musim hujan telah tiba. Di Zaman dulu, itu pertanda anak-anak bisa main bola di lapangan becek sambil hujan-hujanan. Saat datang hujan banyak petani yang bersyukur karena tanaman yang mulai mereka tanam cukup air untuk tumbuh.

Hujan adalah berkah kalau manusia tahu manfaat dan cara memanfaatkannya. Namun bisa jadi musibah kalau mereka tidak bisa mengelolanya dengan bijak. Tanah longsor, banjir bandang, kecelakaan air, adalah sebagian dari bencana yang diakibatkan baik langsung maupun tidak akibat hujan.

Agar hujan tidak menjadi musibah, kita bisa mulai dari diri kita sendiri. Dari rumah sendiri. Saat hujan, sebisa mungkin jangan biarkan airnya tumpah keluar dari halaman rumah. Tapi tampung, dan biarkan dia meresap ke dalam tanah.

Caranya, buat sumur resapan. Alirkan air hujan ke dalam sumur. Air hujan yang masuk ke dalam sumur resapan akan menambah volume air tanah, sehingga saat musim kemarau sumur tidak kering. Bisa juga dengan memperbanyak biopori. Tujuannya agar air hujan tidak lewat begitu saja, mengalir ke cekungan dan sungai. Dalam volume yang besar, air hujan bisa menjadi genangan dan banjir.

Di rumah, sebagian air hujan bisa ditampung ke dalam bak penampungan. Air hujan dari atas atap rumah itu dialirkan ke dalam talang, lalu kita alirkan ke bawah. Tambahkan saringan kasar untuk mengeluarkan daun-daun dan kotoran kasar.

Setelah itu air bisa dimasukkan ke bagian saringan yang lebih kecil untuk menyaring debu. Pada menit-menit awal hujan, air bisa dibuang. Air yang bersih lalu dimasukkan ke dalam bak penampungan. Air yang ada di dalam penampungan yang sudah bersih inilah yang kita konsumsi.

Dengan memanen air hujan pada musim hujan kita bisa memperoleh air bersih tanpa mengambil air tanah atau menggunakan air PAM. Sementara pada musim kemarau kita memperoleh cadangan air bersih.

Ubah Paradigma

Sumur resapan
Manusia memang perlu ubah paradigma. Hujan adalah anugerah. Jangan biarkan air hujan mengalir begitu saja ke laut. Anugerah itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

Banyak sekali manfaat air hujan. Makhluk hidup tidak bisa hidup tanpa air. Bahkan air juga ikut menata bentang alam, menjadi tempat yang layak, nyaman, bersih, dan indah untuk ditempati.

Selama ini banyak dari kita yang hidup dengan cara mementingkan kepentingan sendiri sebagai manusia. Istilahnya ego live. Manusia sebagai pengendali, sementara makhluk lainnya tunduk mengabdi pada manusia. Manusia hidup laksana pusat semesta. Akibatnya, perilaku manusia kerap melewati batas. Alam dieksploitasi tanpa kendali. Padahal ada hidup makhluk lain yang terganggu. Bukan saja mengusik ruang hidupnya, bahkan melenyapkan anak turunnya.

Manusia seharusnya mengubah paradigma dari ego live menjadi eco live. Menggeser dirinya sebagai pusat perikehidupan semesta menjadi sejajar dengan semesta itu sendiri. Manusia bukan satu-satunya makhluk hidup di muka bumi. Manusia harus bisa menurunkan egonya, untuk hidup berdampingan dengan alam.

Tidak melulu mengambil manfaat dari alam harus menjadi gaya hidup baru. Sepantasnya manusia juga berbagi dengan alam. Menahan air hujan agar tidak langsung meluncur ke laut, untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kelangsungan hidup bersama makhluk lain, menjadi pilihan masuk akal.***

No comments:

Post a Comment