Mengenal SD Tumbuh, Sekolah tanpa “Upacara Bendera” (1)

(Ket. foto: SD Tumbuh 1 di Jl AM Sangaji 40, Yogyakarta)
Banyak orangtua yang melontarkan pertanyaan seperti ini, apakah benar di Sekolah Tumbuh tidak ada upacara? Apakah siswa ke sekolah tidak berseragam? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga terlintas di pikiran penulis. Pernah seorang teman yang anaknya sekolah di sana berkisah, di SD Tumbuh siswa upacara bisa sambil duduk. Duduk?

Saat open house bulan September lalu, kepala sekolah SD Tumbuh 1 menjelaskan pihaknya sering juga memperoleh pertanyaan semacam itu. Diterangkan, kalau upacara seperti lazimnya yang dikenal di sekolah umum memang tidak ada. Tapi siswa tetap wajib mengikuti apa yang disebut assembly.

Setiap Senin, atau hari-hari tertentu mereka berkumpul. Lalu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan Pancasila, dan menghormat bendera. Masing-masing kelas bergiliran memimpin assembly. Ada tema yang ditentukan oleh masing-masing kelas mulai dari kelas 4 sampai 6. Misalnya, kelas 4 giliran memimpin, sepakat mengambil tema HUT kota Jogja. Selama setengah jam mereka mengikuti upacara yang tidak biasa ini, diakhiri tarian daerah sesuai tema.

Siswa SD Tumbuh tetap berseragam di hari-hari tertentu, berupa batik, dan kaos. Sementara jika seragam Pramuka yang kita kenal berwarna coklat muda dan tua, maka di SD Tumbuh seragam Pramuka ditentukan sendiri corak warnanya. Para siswa diajak ikut mendesain. Misalnya, pernah ada siswa yang mendesain seragam Pramuka bertema unicorn. Unik, ya…

Kurikulum 


Suasana open house di SD Tumbuh 1.
SD Tumbuh menggunakan kurikulum 2013 (K13) sesuai arahan pemerintah yang dipakai di semua sekolah. Namun guru atau educator punya gaya tersendiri dalam mengajar kepada siswa, disesuaikan dengan keunikan masing-masing siswa. Selain itu SD Tumbuh juga mengadobsi kurikulum Cambridge Primary Program untuk bidang pelajaran Matematika, IPA, dan bahasa Inggris.

Pendekatan pembelajaran yang dipakai yaitu inquary, atau pembelajaran yang didorong oleh rasa ingin tahu siswa untuk menemukan hal baru yang bisa memperdalam tingkat pemahaman siswa.

Ada lima tahap dalam pendekatan pembelajaran ini. Pertama, engagement. Siswa diajak untuk mengenal dan tertarik pada topik tertentu. Topik ini disepakati bersama dalam kelas yang akan dibahas selama dua bulan. Kedua, exploration, siswa diajak untuk mengembangkan lebih jauh topiok yang dipilih. Ada banyak mata pelajaran yang bisa diikutkan di sini. Pengembangan topik bisa menambah kegiatan luar sekolah seperti kunjungan. Diharapkan siswa punya kesempatan untuk menggali lebih dalam topik yang sedang dipelajari.
Ketiga, explanation, yaitu siswa didorong untuk bisa menjelaskan hal-hal yang tekait dengan topik sambil mengundang narasumber. Keempat, elaboration, siswa diajak untuk bisa menghubungkan topik dengan hal lain. Kelima, evaluation, yang tidak harus tertulis.

Paparan mengenai SD Tumbuh 1.
Contohnya topik yang dipilih adalah tentang Indonesia. Nanti para guru akan memasukkan pelajaran apa saja yang bisa diikutsertakan. Bisa PPKN, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, IPS, atau yang lain. Siswa lalu mengerjakan proyek yang terkait Indonesia. Misalnya fashion show, atau putra-putri budaya.

Tahap engagement, siswa diajak menonton video lagu dan tarian dari Sabang sampai Merauke. Exploration, berupa kunjungan ke asrama mahasiswa daerah yang banyak terdapat di Jogja. Misalnya ke asrama mahasiswa Lampung. Siswa juga diajak mencoba makanan khas daerah, misalnya dari Sulawesi.

Explanation, mendatangkan resource person yang datang ke kelas untuk menceritakan keragaman budaya Indonesia. Elaboration, berupa siswa dibagi menjadi berpasang-pasangan. Ada yang dari Aceh, Jogja, Kalimantan, Sulawesi atau Papua. Seperti pemilihan abang dan none, nanti ada wawancara, menampilkan bakat, lalu sesi tanya jawab tentang propinsi yang siswa bawakan. Siswa dengan begitu bisa belajar banyak hal dari sana. 

Salah satu karya siswa di pajang di kelas.
SD Tumbuh tetap mengadakan Ujian Nasional seperti sekolah lain. Bagaimanapun Ujian Nasional masih menjadi kebutuhan sehingga sekolah merasa wajib mengupayakan yang terbaik untuk siswa-siswanya. Untuk itu ada jam pelajaran yang disebut stand alone, semacam pelajaran khusus untuk persiapan Ujian Nasional yang dimulai dari kelas 4, lanjut ke kelas 5 dan 6. Pelajaran yang diberikan adalah matematika, bahasa Indonesia, dan IPA.

Selain itu ada semacam pengayaan atau drilling, berupa tambahan 1 jam pelajaran, dimulai dari kelas 5 untuk pelajaran matematika, bahasa Indonesia dan IPA. Porsi untuk kelas 5 dan 6 sedikit berbeda, yaitu untuk kelas 6 jam pelajaran diberikan lebih banyak.*** 

No comments:

Post a Comment