Selamat Datang di Kampung Cokrokusuman, Yogyakarta

Foto Alm R Sudjendro, cicit Pangeran Cokrokusumo.
Sugeng Rawuh,
Selamat Datang,
Welcome,
Bienvenida,
Kangei,
Bem-vindo,
Dobro Pozhalovat,
Bienvenue,
Herzlich Willkommen,

Huanying,...


Jika menyusuri jalan AM Sangaji ke arah utara dari Tugu Jogja yang iconic itu, sekitar 300 meter darinya, berada di sebelah kanan jalan siapapun akan menemukan gapura bertuliskan Kampung Cokrokusuman. Ancer-ancernya, dari Tugu ke utara akan melewati Hotel Pop, gereja, dan sebelum Hotel CitraDream ada gapura.

Cokrokusuman menjadi salah satu kampung di kota Yogyakarta yang ingin melestarikan adat kehidupan kampung Jogja yang khas. Hal ini dibuktikan, Cokrokusuman belum lama ini mendeklarasikan diri sebagai kampung tertib. Tentang deklarasi kampung tertib bisa dibaca di sini
Jalan masuk ke kampung dari arah dalam.

Kampung Jogja terkenal ramah terhadap pendatang, nyaman buat dihuni, dan bikin kangen kalau ditinggal pergi. Adab bermasyarakat terus dijaga. Sopan santun, tepo seliro atau tenggang rasa terhadap sesama dipelihara. Kepada warga yang lebih muda sayang dan diperhatikan, kepada warga senior menghormati. 

Jangan kaget pula jika menjumpai siapapun yang berkendara sepeda menyusuri jalan di suatu kampung bukannya dinaiki tapi dituntun. Ini semata-mata karena menghormati warga kampung yang lalu lalang berjalan atau sekadar duduk di serambi rumah yang biasanya mepet dengan jalan kampung.

Cokrokusuman dan lambang senjata Cakra
Begitulah. Adab itu dibuat agar siapa saja yang memasuki atau tinggal di sebuah kampung bisa hidup selaras, damai, berdampingan satu sama lain, saling hormat menghormati, sehingga peri kehidupan aman tentram.

Kerabat Keraton
Nama kampung Cokrokusuman berasal dari Cokrokusumo, yang merujuk pada KGPH (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo) Cokrokusumo. Beliau adalah salah satu pangeran kraton Yogyakarta. Pangeran Cokrokusumo lahir dan bertempat tinggal di sebuah rumah yang dulu bernomor JT I/191. Rumah itu sendiri kini telah berubah bentuk karena telah direnovasi.

Sedikit kisah tentang rumah itu, dan perjalanan hidup salah satu cucu Eyang Cokrokusumo ada di sini, HR Sudrajat Brotokuntjoro Seorang Wartawan.
Bersama cucu, Fathan dan Gendis.

Cokrokusuman bertetangga dengan kampung Cokrodiningratan, yang terletak di sebelah Baratnya. Sebelah Timur berbatasan dengan kampung Gondolayu, sebelah Selatan berbatasan dengan kampung Gondokusuman, dan sebelah Utara berbatasan dengan kampung Jetis Pasiraman.

Pangeran Cokrokusumo sendiri adalah keturunan Sultan Hamengkubuwono II. Ia bersaudara kandung dengan Pangeran Cokrodiningrat, yang kemudian menjadi nama kelurahan. Cokrokusumo dimakamkan di Sariloyo, di jalan Bantul.

Wilayah Cokrokusuman berdekatan dengan beberapa tempat bersejarah. Antara lain gedung yang dulu dipakai aktivitas pergerakan Boedi Oetomo. Jetis Pasiraman sendiri dulu adalah tempat pemandian putri-putri keraton Yogyakarta.

Eyang Badri, kakak Eyang Jen.
Kini tinggal Eyang Jen atau kadang dipanggil juga Romo Jen, atau Mo Jen (R Sudjendro, kelahiran 1941) yang merupakan cicit pangeran Cokrokusumo yang masih tinggal di kampung ini. Sebelumnya ia pernah menjadi ketua RT 38 di kampung untuk waktu yang cukup lama. Karena alasan usia yang sudah sepuh beliau pun akhirnya mengundurkan diri. 

Namun pada Minggu, 30 April 2018, Romo Jen dipanggil Yang Maha Kuasa. Beliau meninggal jam 5.30 pagi, dan menghembuskan nafas terakhirnya dengan sangat tenang dalam posisi tidur. Padahal sekitar setengah jam sebelumnya Mo Jen sempat disuapi air minum.


Jika silsilah dirunut dari atas maka ada Sultan Hamengkoeboewono II, lalu KGPHH Mangkoediningrat, kemudian Pangeran Cokrokoesoemo, lalu RM Mangkoepertomo, terus ke RNgb Windoenantardjo, selanjutnya R Sudjendro. 
Salah satu sudut kampung Cokrokusuman.

Kawasan Berkembang
Secara administratif kampung Cokrokusuman terletak di wilayah Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Yogyakarta. Kode Pos untuk Kelurahan Cokrodiningratan adalah 55233.  

Tentang profil kelurahan Cokrodiningratan klik Profil Cokrodiningratan.


Kawasan ini terus berkembang. Beberapa hotel berbintang mengelilingi daerah ini, seperti Hotel CitraDream, Hotel Pop, Hotel Santika, Hotel Phoenix, Hotel Trim, Hotel Tentrem, Guest House Sastrowardoyo, Hotel Pakuning. Tempat makan yang terdapat di seputaran wilayah ini antara lain Papa Ronz Pizza, Ayam Pedas Wong Jowo, Gulai Kepala Ikan Bang Jo, Restoran China Tio Ciu, Gudeg Yu Djum, dan McDonald Sudirman.
Cagar Budaya di sekitar Cokrokusuman.

Sekolah yang terletak di kawasan ini antara lain SD Taman Muda Jetis, SMP Taman Dewasa Jetis, SDN Cokrokusuman, SDN Pasiraman, SDN Jetisharjo, SD Tumbuh 1, SMPN 6, SMKN 2, SMKN 3, SD SMP SMA Bhinneka, dan SMAN 11.
Gang Cokrokusuman, selatan Hotel Citradream.

Kawasan ini juga dekat dengan pasar Kranggan yang selalu sibuk dengan orang yang berbelanja sayur, buah, daging, dan barang kelontong.

Saat pagi yang cerah dari ruas jalan AM Sangaji jika kita memandang ke arah Utara akan terlihat gunung Merapi yang menyembul di antara gedung dan atap rumah penduduk. Sungguh pemandangan nan cantik.***      

11 comments:

  1. weh Pak Jendro.... sopo ki sing gawe blog'e ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. matur nuwun. sing gawe warga cokrokusuman, mbah.

      Delete
  2. keren.. ternyata cokrokusuman punya web. jadi orang luas bisa mengenal kamung cokro secara singkat.. keren tenan, udah hidup hampir 24 tahun di kampung kesayangan ini tp baru tau kalau punya web. ehehehe

    ReplyDelete
  3. ayo digali lagi potensi yg ada di kampung cokro..budayanya..seninya... sejarahnya... olahraganya..kulinernya..

    ReplyDelete
  4. sendiko dawuh, mas yanto. terima kasih sudah singgah.

    ReplyDelete
  5. Assalamualaikum

    ReplyDelete
  6. Assalamualaikum

    ReplyDelete