Sampah Jadi Bahan Bakar, Solusi Kota Cilacap Tanpa TPA (1)

Lokasi TPA Tritih Lor saat penyiapan lahan
untuk pembangunan pengolah RDF dok DLH Cilacap

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah Tritih Lor di Kecamatan Jeruk Legi, Cilacap yang mulai dimanfaatkan sejak 1995 itu kini digadang-gadang jadi Eco Edu Park. Yaitu sebuah ruang terbuka hijau yang bakal jadi tempat rekreasi pendidikan, digabung taman bermain, dan sasana budaya. 

Tekad pemerintah Cilacap itu bukan tanpa alasan. Sejak unit pengolah sampah menjadi energi dibangun pada 2017 silam dan diresmikan pada 21 Juli 2020 lalu, praktis truk-truk sampah yang sebelumnya membuang sampah di sana telah berpindah ke lokasi baru tak jauh dari lokasi lama. Lokasi baru itu bernama Tempat Pengolahan Sampah terpadu (TPST) Refused Derrived Fuel (RDF).

“Semua sampah terpakai di RDF ini. Sehingga TPA yang ada, TPA Tritih Lor seluas 6,4 hektare itu kini sudah mati,” kata Awaluddin Muuri, kepala Dinas Lingkungan Hdup (DLH) Cilacap. 

Tatto Suwarto Pamuji
Manfaat yang dirasakan masyarakat, tidak ada lagi sampah yang antre masuk ke TPA seperti yang terjadi di beberapa kota. Tidak ada penumpukan sampah dan ada kepastian sampah dari masyarakat tertangani. Bahkan, saat ini untuk memenuhi kebutuhan asupan sampah TPST RFD harus mengambil tambahan sampah dari tempat lain, misalnya distrik Kroya. 

Menurut Awaluddin, dampaknya kedisiplinan masyarakat membuang sampah akhirnya tumbuh karena yakin bahwa sampah akan diproses dengan benar. Pemerintah kabupaten juga tidak perlu lagi menyiapkan lahan untuk pengembangan TPA seperti kebanyakan kota lain yang mengalami penurunan daya tampung TPA akibat kelebihan kapasitas. 

Dia menyampaikan itu dalam acara webinar sinergi pemerintah dan swasta dalam peningkatan pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan di fasilitas RDF Cilacap. Acara berlangsung Rabu, 3 Maret lalu, yang menghadirkan beberapa pembicara yaitu Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Pejabat Sekretaris Daerah Jawa Tengah Prasetyo Aribowo, kepala Dinas Lingkungan Hidup Cilacap Awaluddin Muuri. 

Selanjutnya Direktur pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup Novrizal Tahar, head of Corporate Affairs and Sustainability Unilever Indonesia Nurdiana Darus, Direktur Manufaktur Solusi Bangun Indonesia Lilik Unggul Raharjo, serta pakar teknologi lingkungan ITB Enri Damanhuri.

Sebelumnya Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengungkapkan potensi sampah di daerahnya mencapai 917 ton per hari. Sekitar 70 persen telah dikelola, dari 100 persen target nasional pada 2025. Pengolah RDF di daerahnya akan ditingkatkan kapasitasnya dari yang awalnya 120 ton per hari, lalu 140 ton per hari, kini ditingkatkan menjadi 200 ton per hari.

Awaluddin Muuri
Kerja sama pemerintah kabupaten Cilacap dengan Unilever dalam rangka memenuhi target mengolah sampah 200 ton sehari, dengan cara memperluas cakupan serapan sampah hingga ke Kroya, Sidareja, dan Majenang. 

Sementara Pejabat Sekda Propinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo berharap keberhasilan Cilacap mengelola sampah dengan RDF bisa direplikasi di daerah lain. 

Webinar diselenggarakan oleh Unilever Indonesia, Pemerintah Kabupaten Cilacap dan Solusi Bangun Indonesia. (bersambung)


No comments:

Post a Comment