Wajib Selfie di Tugu Jogja


Rasanya belum ke Jogja kalau belum foto-foto di tugu Jogja. Itu sebabnya kawasan tugu selalu ramai, terlebih pada malam hari di hari libur atau akhir pekan. Banyak wisatawan yang menyempatkan diri untuk berfoto di sini.   

Pada malam minggu, atau hari libur, mereka yang ketagihan foto-foto bisa berjumlah puluhan hingga ratusan orang. Jadi kalian mesti sabar bergiliran agar mendapat spot foto yang pas. Mereka yang datang duluan sudah tentu mendapat kesempatan pertama memilih spot terbaik yang diinginkan untuk foto-foto, atau sekadar mencari tempat buat nongkrong. 

Selain itu harus pula ekstra hati-hati. Awas pantat keseruduk motor atau mobil. Hehehe.... Maklum tugu Jogja terletak di perempatan yang cukup ramai.

Ada saja pengunjung yang mengambil gambar agak ke tengah jalan. Saat membidik, orang umumnya lebih konsentrasi dengan gadget dan obyek fotonya dan melupakan keadaan sekelilingnya. 

Akibatnya, sering terjadi orang yang sedang mengambil foto kaget tiba-tiba mendengar suara klakson yang dibunyikan pengendara. Benar lho, ini masih lumayan daripada terserempet kendaraan yang lalu lalang.

Waktu Terbaik

Waktu terbaik menikmati tugu Jogja adalah pada pagi hari dan sore hari. Saat cuaca cerah maka bisa menyaksikan semburat warna kuning dan jingga pada latar langit sebelah timur dan barat. Abadikan dengan kamera dan ponsel kalian.

Video saat senja di Tugu Jogja ada di sini.


Suasana tugu di pagi hari.

Tugu Jogja juga menjadi salah satu tempat terbaik melewati pergantian tahun di kota ini. Pada malam pergantian tahun di tempat ini biasanya diadakan berbagai aksi kesenian dan pesta kembang api.

Kerap kali pula tempat ini menjadi lokasi unjuk rasa, aksi keprihatinan, atau juga lokasi syuting film dan sinetron. Maklum, lokasinya memang strategis, unik, dan eksotik. Itu sebabnya pada malam hari banyak pelancong yang mengunjunginya dan berselfie atau wefie di sini. 

Patok kilometer dekat tugu.
Di sebelah barat laut sekitar 50 meter dari tugu ada pasar tradisional Pasar Kranggan. Sebelah timur sekitar 150 meter tugu ada lembah Code. Sementara ke arah selatan terletak jalan P Mangkubumi, lalu Stasiun Tugu, dan Malioboro. Arah utara adalah jalan AM Sangaji, yang jika diteruskan akan menjumpai Monumen Jogja Kembali, hingga berujung ke Gunung Merapi.

Jarak dari Stasiun Tugu ke Tugu Jogja hanya sekitar 500 meter. Bisa ditempuh jalan kaki, naik becak, atau ojek online atau konvensional. Kalau jalan kaki sekitar 20 menit. Jika naik becak ongkos dari stasiun Tugu ke Tugu Jogja berkisar Rp10 ribu hingga Rp20 ribu rupiah.  

Kuliner Dekat Tugu Jogja

Pada malam hari kuliner yang bisa dijumpai hanya beberapa meter dari tugu adalah gudeg dan angkringan. Berdasar pengalaman teman dari luar Jogja, sebaiknya pastikan harganya dengan bertanya terlebih dahulu kepada mereka daripada menyesal kemudian. Es krim Tip Top yang legendaris juga ada di sekitar tugu. Kalau mau ke sana perhatikan waktu bukanya :). Pagi buka, siang tutup, sore buka lagi.

Selalu ramai dikunjungi.
Mereka yang menyukai soto lenthok ada pilihan untuk menjajal soto Pak Gareng. Lokasinya ada di dekat stasiun Tugu. Sate daging, sate jeroan, tahu bacem, dan lenthok menjadi sajian tambahan yang siap disantap sembari makan soto. Harganya tergolong bersahabat buat kantong.

Kopi joss dan angkringan banyak dijumpai di area dekat stasiun Tugu. Buka pada malam hari, tempat ini menjadi favorit buat mereka yang ingin ngobrol santai bersama teman sembari melewatkan malam. Dua angkringan di depan kantor redaksi Kedaulatan Rakyat bisa menjadi alternatif.

Becak di seputar tugu.


Sejarah Tugu Jogja
Coba tebak, berapa tinggi tugu Jogja sekarang?  Sepuluh meter, lima belas meter, atau dua puluh meterkah?

Ternyata dari bawah sampai ke ujung atas setinggi 11,95 m. Begitu menurut informasi yang tersedia di dekat tugu.

Sejarah Tugu Jogja lumayan unik. Bentuk aslinya tidak seperti sekarang yang memiliki empat sisi menghadap utara, timur, selatan, dan barat. Dulu berbentuk silinder mirip pipa dengan bagian bawah lebih besar dibanding atas. Namanya tugu Golong Gilig.

Tugu Golong Gilig.
Tugu yang sekarang adalah bangunan pengganti tugu lama yang runtuh akibat gempa, 10 Juni 1867. Atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwana ke-7, pada 1889 dibangunlah tugu pengganti. Pembangunan dilaksanakan oleh Belanda, dengan biaya dari Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V. Oleh pemerintah Belanda tugu dinamakan Tugu Pal Putih (Tugu Pal Putih).       

Wayang, becak, dan tugu Jogja di latar belakang.
Filosofi Tugu Jogja
Tugu Golong Gilig dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono I. Golong berarti bundar atau tidak bersudut, dan gilig adalah silinder. Golong Gilig melambangkan kebulatan tekad manunggaling kawulo gusti. Tugu ini berdiri sekitar satu tahun setelah keraton kasultanan Yogyakarta berdiri.

Tugu Jogja berada dalam satu garis lurus imajiner antara Gunung merapi di sebelah Utara, Tugu Jogja, Kraton, dan Pantai Selatan di sebelah selatan Yogyakarta.***

No comments:

Post a Comment