Milad ke-38, Masjid Cokrokusuman Gelar Bazaar dan Pengajian Ustad Kembar

Masjid Cokrokusuman.
Masjid di kampung Cokrokusuman tak terpisahkan dengan kegiatan warga sehari-hari. Sarana masjid bukan hanya dipakai untuk keperluan ibadah keagamaan, namun juga aktivitas warga kampung.
 

Misalnya corong masjid, yang biasanya untuk menyerukan panggilan sholat, di lain waktu bisa untuk menyampaikan pengumuman yang perlu diketahui segenap warga kampung. Dari kerja bakti hingga penyemprotan nyamuk. Dari pengumuman duka cita, hingga program jam belajar masyarakat.
 

“Memberitahukan kepada seluruh masyarakat warga Cokrokusuman RW 08 dan RW 09 dan sekitarnya, tentang adanya pengumuman mengenai jam belajar masyarakat. Kami menghimbau kepada orang tua untuk mengingatkan putra putrinya agar selalu belajar, belajar, dan belajar,” demikian suara dari corong masjid pada suatu malam.
 

Kegiatan Masjid Cokrokusuman


Ketua Panitia.
Bangunan masjid Cokrokusuman berlantai dua, dengan cat dominan putih dan hijau muda. Dibangun sejak 1980, masjid ini merupakan masjid terbesar di wilayah Cokrokusuman. Masjid menempati tanah seluas 362 meter persegi, dengan luas bangunan 300 meter persegi.
 

Agenda milad.
Sebuah menara sederhana namun indah menjulang ke angkasa. Di bagian dalam masjid dilengkapi kamar untuk takmir, kamar mandi dan tempat wudlu. Di bagian timur ada tanah kosong yang digunakan untuk sholat ied pada saat hari raya, kadang dipakai untuk senam lansia pada waktu tertentu. 
 

Masjid juga dipakai untuk sholat jumat. Banyak warga yang tinggal atau bekerja di sekitar Cokrokusuman melakukan sholat jumat di sana. Misalnya karyawan koran Harian Jogja, hotel Citradream, dan beberapa toko di sekitar jalan AM Sangaji yang dekat dengan kampung Cokrokusuman.
 

Masjid dibangun sejak 1980, dan tahun 2018 berulang tahun ke-38. Untuk memperingatinya, pengurus masjid menggelar berbagai acara. Kegiatan diperuntukkan mulai anak-anak, remaja, orang tua, maupun segenap warga kampung. Bentuk acara mulai dari fashion show anak, lomba hapalan surat untuk ibu-ibu, pasar murah, hingga pengajian akbar.
 

Pentas remaja.
Sebuah panggung berdiri di halaman masjid. Beberapa pertunjukan menarik ditampilkan pada malam hari. Warga pun antusias menonton. Terutama saat penampilan putra putri TPA membawakan fashion show. Ada-ada saja tingkah lakunya. Lucu dan menggemaskan. Para penonton menikmatinya sambil lesehan di tikar di depan panggung yang disediakan panitia, dan duduk di kursi di bagian belakang.
 

“Inti dari kegiatan ulang tahun masjid ini adalah mengajak bapak ibu untuk selalu datang ke masjid. Mari kita makmurkan masjid kita, kita muliakan masjid kita,” kata ketua panitia, saat memberi sambutan singkat di malam pentas seni.
 

Suasana bazaar.
Selain kegiatan di atas, ada lomba tumpeng antar RT di wilayah RW 08 dan RW 09. Setelah selesai lomba, tumpeng dimakan bersama-sama. Juga ada bazaar yang diikuti warga yang berminat. Mereka disediakan tempat khusus di halaman masjid. Ada yang berjualan bakso bakar, ceker ayam pedas, camilan, buku-buku, hingga busana muslim.
 

Pada minggu malam, 4 Maret, pengajian akbar digelar. Panitia mengundang ustad Awan Adullah dan Adi Abdillah. Mereka dikenal sebagai ustad Maz Kembar. Kedua ustad yang juga penulis buku dan pengusaha itu antara lain mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh kesusahan saat mengawali hidup di Jogja, dan tips menjadi pengusaha sukses.***

No comments:

Post a Comment